• Home
  • Senin, 19 November 2012

    Proposal Usaha Sapi Potong

    PROPOSAL

    USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

    sapi

    PENDAHULUAN



    Latar Belakang



    Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat dikembangkan di kabupaten Subang. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia  dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup.
    Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme   yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro.

    Sekilas Tentang  Sapi



    Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
    1. Sapi Ongole
    Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
    1. Sapi Bali
    Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.
    1. Sapi Brahman
    Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.
    1. Sapi Madura
    Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.
    1. Sapi Limousin
    Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

    Visi dan Misi



    Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :
    1. Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak  dapat tercapai.
    2. Memanfaatkan sumber daya alam  yang dimiliki Kabupaten Subang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak penggemukan sapi potong.
    3. Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi ternak khususnya di jawa Barat.

    ANALISIS PASAR



    Target Pasar



    Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Subang.

    Kebutuhan dan Proyeksi Pasar



    Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.
    Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya.

    ANALISIS KEUANGAN



    Asumsi Keuangan



    • Usaha dirancang untuk menghasilkan 20 ekor sapi PO ( peranakan ongole) setiap periode penggemukan.
    • Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 4 m2, sehingga luas kandang yang dibutuhkan 80 m2 (biaya 1 m2 = Rp 250.000,00),
    Total biaya pembuatan kandang Rp 20.000.000,00.
    Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 2.000.000,00
    atau per 90 hari masa penggemukan = Rp. 500.000,00
    • Sapi digemukan selama 90 hari. Berat awal sapi bakalan rata-rata 300 kg dengan harga per  kg  Rp. 17.000,00.
    Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 0.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi setelah masa penggemukan 90 hari adalah 345 kg.
    Maka total pendapatan adalah 20 ekor x 345 x Rp. 17.000,00 =       Rp.117.300.000,00
    • Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan  90 hari seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.
    Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi  20 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = 3.600.000,00

    Rencana Investasi



    Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 20 ekor periode produksi 90 hari dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
    NO URAIAN SATUAN UNIT VOLUME HARGA / UNIT (Rp) NILAI (Rp)
    1. Pembuatan Kandang Meter 80 250.000 20.000.000
    2. Pembelian Sapi Bakalan Ekor 20 5.100.000 102.000.000
    3. Pakan Konsentrat Kg 1800 1.000 1.800.000
    4. Pakan Hijauan Kg 54.000 100 5.400.000
    5. Obat-Obatan botol 20 50.000 1.000.000
    Total 130.200.000

    Proyeksi Laba Rugi / 90 hari masa penggemukan



    No. INVESTASI JUMLAH (Rp)

    Biaya Tetap
    1. Penyusutan Kandang 500.000,00
    2. Penyusutan Peralatan 200.000,00




    Biaya Variabel /Produksi
    1. Pembelian sapi bakalan 102.000.000,00
    2. Pakan konsentrat 1.800.000,00
    3. Pakan hijauan 5.400.000,00




    Biaya lain-lain
    1. Biaya listrik & Telpon 300.000,00
    2. Transportasi 500.000,00


    Total biaya produksi 110.700.000,00




    Pendapatan
    1. Penjualan sapi hasil penggemukan 117.300.000,00
    2. Penjualan kotoran sapi 3.600.000,00




    Total Pendapatan 120.900.000,00

    Proyeksi laba / rugi (keuntungan)
    10.200.000,00
    Sistem bagi hasil sebesar 70 : 30 dengan perbandingan 70 % untuk peternak  (plasma) dan 30% untuk pemerintah daerah (inti). Maka keuntungan yang diperoleh yaitu :
    • Pemda   sebesar  30% x Rp 10.200.000,00                 =  Rp 3.060.000,00
    • Peternak sebesar 70% x Rp 10.200.000,00                 =  Rp 7.140.000,00

    0 komentar: