Manajemen Resiko
Identifikasi Resiko (Risk Identification)
Dalam tahap ini adalah mengidentifikasi resiko-resiko apa saja yang dihadapi setiap manusia secara pribadi, dan resiko yang dihadapi dalam proses kegiatan usaha. Evaluasi Resiko (Evaluation)
1. Frekwensinya jarang, dampak kerugiannya rendah/kecil
Resiko ini tidak perlu diasuransikan karena jarang terjadi, dan jika terjadi dampaknya juga rendah/kecil.
2. Frekwensinya jarang, dampak kerugiannya tinggi/besar.
Resiko ini perlu diasuransikan dan perusahaan Asuransi juga masih bersedia menutup/cover resiko ini
3. Frekwensinya sering, dampak kerugiannya rendah/kecil.
Resiko ini identik dengan klasifikasi 1, yang perlu dilakukan adalah pencegahan supaya tidak sering terjadi.
4. Frekwensinya sering, dampak kerugiannya tinggi/besar.
Dalam resiko ini terdapat pola pikir yang berseberangan antara Nasabah dan Perusahaan Asuransi. Nasabah ingin resiko ini dapat di asuransikan, tetapi Perusahaan Asuransi tidak mungkin menerima karena frekwensi kejadiannya sering, dan dampak kerugiannya juga tinggi.
Solusi terbaiknya : membuat perbaikan dan mengadakan program-program pencegahan agar tidak sering terjadi.
PENGENDALIAN RESIKO (MENGONTROL RESIKO)
Pengendalian Finansial
Membeli Proteksi Asuransi dengan membayar Premi Asuransi (Transfer Resiko dari Nasabah ke Perusahaan Asuransi)
Menanggung dengan biaya Sendiri resiko tersebut, Kelemahannya jika dampak kerugiannya cukup tinggi dapat mengancam kegiatan usaha.
Pengendalian Fisik
Meniadakan Resiko; Namun hal ini tidak mungkin dilakukan karena resiko akan selalu ada dan mungkin terjadi.
Minimisasi Resiko;
maksudnya memperkecil resiko dengan menyediakan peralatan pencegah kejadian dan peralatan penanggulangan yang lengkap untuk mengatasi resiko yang ada.
Dalam tahap ini adalah mengidentifikasi resiko-resiko apa saja yang dihadapi setiap manusia secara pribadi, dan resiko yang dihadapi dalam proses kegiatan usaha. Evaluasi Resiko (Evaluation)
1. Frekwensinya jarang, dampak kerugiannya rendah/kecil
Resiko ini tidak perlu diasuransikan karena jarang terjadi, dan jika terjadi dampaknya juga rendah/kecil.
2. Frekwensinya jarang, dampak kerugiannya tinggi/besar.
Resiko ini perlu diasuransikan dan perusahaan Asuransi juga masih bersedia menutup/cover resiko ini
3. Frekwensinya sering, dampak kerugiannya rendah/kecil.
Resiko ini identik dengan klasifikasi 1, yang perlu dilakukan adalah pencegahan supaya tidak sering terjadi.
4. Frekwensinya sering, dampak kerugiannya tinggi/besar.
Dalam resiko ini terdapat pola pikir yang berseberangan antara Nasabah dan Perusahaan Asuransi. Nasabah ingin resiko ini dapat di asuransikan, tetapi Perusahaan Asuransi tidak mungkin menerima karena frekwensi kejadiannya sering, dan dampak kerugiannya juga tinggi.
Solusi terbaiknya : membuat perbaikan dan mengadakan program-program pencegahan agar tidak sering terjadi.
PENGENDALIAN RESIKO (MENGONTROL RESIKO)
Pengendalian Finansial
Membeli Proteksi Asuransi dengan membayar Premi Asuransi (Transfer Resiko dari Nasabah ke Perusahaan Asuransi)
Menanggung dengan biaya Sendiri resiko tersebut, Kelemahannya jika dampak kerugiannya cukup tinggi dapat mengancam kegiatan usaha.
Pengendalian Fisik
Meniadakan Resiko; Namun hal ini tidak mungkin dilakukan karena resiko akan selalu ada dan mungkin terjadi.
Minimisasi Resiko;
maksudnya memperkecil resiko dengan menyediakan peralatan pencegah kejadian dan peralatan penanggulangan yang lengkap untuk mengatasi resiko yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar